Tentang cangkring
Asal usul penamaan
desa Cangkring diyakini di ambil dari sebuah jenis pohon bernama cangkring yang
dulu pernah ada di desa ini. Menurut cerita tetua desa, cangkring merupakan jenis
pohon Dadap yang memiliki duri. Cangkring (Erythrina
fusca) merupakan spesies pohon berbunga dalam keluarga kacang-kacangan, Fabaceae. Di beberapa tempat di kenal
dengan nama lain seperti Purple Coraltree, Gallito, Bois Immortelle , Bucayo,
dan beberapa nama lainnya. Pohon ini tumbuh di sepanjang sungai dan pantai di daratan
Asia beriklim tropis , Oceania , Kepulauan Mascarene , Madagaskar , Afrika ,
dan Neotropik [1]. Cangkring (E.
fusca) adalah jenis pohon gugur dengan kulit berduri dan bunga oranye
terang. Polong legum nya mencapai panjang hingga 20 cm dan mengandung biji
coklat gelap. Ketika biji pohon gugur selanjutnya terapung di laut dan kemudian
tersebar di sepanjang pantai [2]. Pohon ini sangat adaptif terhadap
lingkungan pesisir , yang kadang tergenang banjir dan lingkungan air-tanah bersalinitas
yang tinggi [3].
Bunga pohon cangkring |
Seperti halnya spesies lain dalam genus Erythrina, E. fusca mengandung toxic alkaloid yang
digunakan secara luas sebagai obat namun beracun apabila digunakan dalam jumlah
yang besar. Alkaloid yang paling umum adalah erythraline, yang digunakan
sebagai nama genus. Sementara tunas dan daunnya yang muda dapat dikonsumsi
sebagai sayuran. Dikarenakan kemudahan pertumbuhannya dan bunganya yang
menarik, pohon ini banyak dibudidayakan sebagai ornamen penghias dan tanaman pagar. Pohon ini
merupakan pohon rindang yang umum di perkebunan kakao. Bunganya yang atraktif
mengundang burung Kolibri dan membantu proses penyerbukan bunganya.
Nama
cangkring banyak digunakan di berbagai desa di Indonesia, khususnya di Pulau
Jawa. Berikut beberapa desa di berbagai yang berhasil dikompilasi dari Wikipedia
[4]:
Desa Cangkring di Kecamatan Cantigi, Kabupaten
Indramayu, Jawa Barat
Desa dan Stasiun Cangkring di Kecamatan Plered,
Kabupaten Cirebon, Jawa Barat
Desa Cangkring
di Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah
Desa Cangkring di Kecamatan Sadang, Kabupaten
Kebumen, Jawa Tengah
Desa Cangkring
Rembang di Kecamatan Karanganyar, Kab. Demak, Jawa Tengah
Desa Cangkring di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten
Demak, Jawa Tengah
Desa Cangkring di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten
Wonogiri, Jawa Tengah
Desa Cangkring di Kecamatan Jenggawah, Kabupaten
Jember, Jawa Timur
Desa Cangkring di Kecamatan Krembung, Kabupaten
Sidoarjo, Jawa Timur
Desa Cangkring di Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten
Pacitan, Jawa Timur
Desa Cangkring di Kecamatan Plumpang, Kabupaten
Tuban, Jawa Timur
Desa Cangkring
di Kecamatan Prajekan, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur
Desa Cangkring di Kecamatan Bluluk, Kabupaten
Lamongan, Jawa Timur
Dapat
diduga desa-desa yang menggunakan nama cangkring merupakan desa di daerah
pesisir di sepanjang pantai Pulau Jawa. Dadap sebagai induk dari pohon cangkringpun
digunakan juga di berbagai desa di Pulau Jawa. Tahukah anda, bahwa ternyata
desa Cangkring memiliki saudara kembar di Venezuela. Ya…bunga dari E. Fusca atau Bucare Anauco dalam bahasa
setempat merupakan bunga resmi bagi Negara bagian Trujillo, Venezuela. Mengingat
aspek historis dan nilai ekonomisnya, perlu kiranya pemerintah desa melakukan
penanaman kembali pohon cangkring dan dapat dijadikan sebagai icon bagi desa
cangkring tersebut. Apalagi pada saat gugur, pohon ini mengingatkan pada
pohon-pohon pada musim gugur di negeri 4 musim.
Catatan kaki :
1.
MarĂn, Nancy Barrera
(2003-01-01). "Erythrina fusca Lour." . Tropical
Tree Seed Manual. Reforestation, Nurseries & Genetics Resources. [link telah dimatikan]
2.
Armstrong, Wayne P. (May
2001). "Notes On The Ocean Dispersal of Coral Beans". The
Drifting Seed 7 (1): 5–6.
3. Kass, D.L. "Erythrina Species - Pantropical Multipurpose Tree
Legumes". Forage Tree Legumes in Tropical Agriculture. Food and
Agriculture Organization. 2009-03-29
4.
Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar